By Girifumi
Beberapa waktu lalu, di akhir Oktober beredar foto yang cenderung spyshot dari digital camera merek Casio. Isinya foto motor terbaru dari Kawasaki yang ada di gudang Cirebon.
Memang tidak dijelaskan secara detail. Pihak Kawasaki Motor Indonesia (KMI)-pun tutup mulut untuk ini. Tahun lalu, berhembus pula isu skuter matik dari pabrikan Jepang dengan logo huruf K besar ini. Seperti biasa, selalu menawarkan yang tidak biasa kepada konsumen. Konon, tidak akan dipakainya sistem Continous Variable Transmission (CVT) peranti penggerak roda khas skuter matik.
Mbalik maning nang laptop. . . Dilihat sepintas, mesinnya jelas model horizontal. Meski tampak begitu bebek dan cenderung kurang sporty. Setidaknya memudahkan dalam penggantian busi. Dan lagi, basisnya memakai mesin ZX 130. Kopling masih centrifugal alias otomatis. Meski ada yang bilang bakal ada versi kopling manual. Yakin, kopling centrifugal bakal mati dengan sendirinya bila ditanam pada motor berkarakter kencang seperti varian Yamaha F1ZR dan Suzuki Satria S.
Selalu tampil beda, itulah yang dikedepankan Kawasaki. Perhatikan saja lampunya. Bakal ngeri pecah dengan lampu depan ganda vertikalnya yang nyaris menutupi covernya. Bukan sebaliknya. Meski ini kurang beralasan, selama ini kita biasa saja melihat lampu ekstra besar Yamaha Nouvo Z, Honda Vario, Suzuki Sky Wave, mengapa tidak kita beri kesempatan untuk Kawasaki untuk berinovasi?
Posisi tangki lagi-lagi tidak lazimnya underbone. Bukan di bawah jok, bukan pula di depan layaknya ZX 130. Terletak di tengah. Memang bukan hal yang baru, di skuter matik Eropa ini sudah jamak ditemui. Setidaknya ini pertama untuk underbone. Dengan demikian, masalah center of gravity akan teratasi. Menyebabkan mudah mendesain bagian buritan dengan kaki monoshock. Berbeda halnya dengan ZX 130 yang di Malaysia beralih menjadi Modenas Citi. Perhatikan dengan baik bentuk baut pengikat suspensi belakang antara kiri dan kanan berbeda ! Beberapa user sempat protes, dikiranya cacat pabrik. Namun, ini disanggah oleh KMI. Karena memang demikian, untuk mengimbangi tangki yang terletak di depan. Bila keukeuh mempertahankan lengan ayun konvensional, titik keseimbangan tidak akan dapat dicapai.
Untuk mengakses tangki, sensasinya ala motor sport. Cabut kunci kontak, letakan di tutup tangki. Risih kali ya kalau tetap di jok?hiii. . . .
Pemilihan velg bukan model pejal untuk tiap bilahnya, memang menjadi pilihan KMI untuk varian underbonenya versi cast wheel. Yang menarik adalah bentuk cakramnya. Cakram depan memang lebih besar dari belakang. Namun dengan bentuk semi flower, yang secara teoritis memungkinkan melepas panas dengan lebih cepat.
Jok meninggi di bagian buritan seakan terpisah dengan penyekat jahitan memang tidak umum. Namun di Siam, pada underbone Suzuki menjadi special edition. Catet. . .
Bicara soal mindset konsumen, memang ada yang berpikiran konsumen adalah raja. Apa maumu duhai Raja akan kupenuhi, begitulah kira-kira Namun ada pula orang yang diberi anugerah untuk mampu melihat di masa depan. Bukan asal main terawang ala peramal, namun butuh pemikiran matang. Orang macam ini disebut futuristis. Soichiro Honda adalah salah satunya. Konsep underbone C50 saat itu, amat sederhana. Menciptakan motor murah yang operasional murah. Harga bisa ditekan dengan pemakaian logam yang sesedikit mungkin (bentuk frame yang unik kala itu), bila bisa diganti dengan plastik. Bahannyapun dari logam limbah. Mesin? Satu silinder, 50 cc, berpendingin udara. Barat sempat menertawakannya. Namun, bisa dilihat sekarang ini. Raksasa MotoGP adalah Honda ! Bukan Norton, AJS, Triumph, ataupun MV Agusta.
Wis ah. . . Mbak naning make selop, mbalik maning nang laptop.
Kawasaki tidak perlu berinvestasi lagi, untuk beberapa komponen pendukung. Macam kaca spion model pendek, setang jepit, bhell eh behel belakang.Yang pasti. Tahun 2008, pihak PT. Kawasaki Motor Indonesia (KMI) berkomitmen akan menjadi tahunnya. Bila Yamaha bisa menyalip AHM beberapa kali. Mengapa tidak dengan KMI yang setidaknya menggeser Suzuki? Memperbaiki layanan purna jualnya Sales, Service, dan Spare Part-nya merupakan langkah awalnya. Ada lagi yang menarik, sempat angka penjualan KMI dengan IKM (Inti Kanzen Motor) terpaut amat tipis yang bermain di angka 4000an. Di Jawa Timur sendiri, orang lebih memilih motor dengan merek Happy yang dirakit di daerah Malang. Modelnya memang meniru dari motor yang sudah ada, namun dengan harga lebih murah dan terjamin layanan purna jualnya membuat tagline Kawasaki di Jawa Timur tak berarti: Motor Jepang seharga Motor China. Motor Happy sendiri berikrar akan menservis motor Happy bila ada kerusakan kapanpun, TANPA BIAYA !!Patut disimak langkah KMI, selain moge 250 cc ZX 250 yang masih digodok, skuter matik, plus ayam jago mesin ZX 130. Begitu pula kemungkinan motor ini bakal diturunkan di road race. Road race sendiri adalah pendongkrak penjualan IKM disamping grasstrack.Welcome back to the jungle Kawasaki !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar